Blog Tentang Pendidikan, Sastra dan Semesta

Bercermin di Air Terjun Kembaran Siluman

Pesona alam Indonesia tiada henti dicari dan dikunjungi oleh para wisatawan. Baik lokal dan Mancanegara berlomba-lomba mengabadikan dan mengunjungi berbagai tempat pariwisata di Indonesia. Inilah jawaban bahwa destinasi yang berada di Sumatera Utara kini tak kalah indahnya dengan berbagai provinsi Indonesia. Banyak panorama alam yang eksotis yang tersembunyi di sudut-sudut desa termasuk Air Terjun Kembaran Siluman atau biasa dikenal dengan Air Terjun Namu Belanga.

Hal yang membuat saya penasaran adalah keunikan nama air terjun tersebut dan Air Terjun Namu Belanga yang berada cukup jauh dari pegunungan. Air Terjun Namu Belanga mulai diketahui  oleh masyarakat Medan dan wisatawan sejak tahun 2014. Sampai sekarang, masih banyak para wisatawan yang penasaran dan mengunjungi Air Terjun Namu Belanga tersebut. Jika kebanyakan kita, menemukan air terjun disekitar pegunungan, berbeda dengan Air Terjun Namu Belanga yang berada di ladang dataran rendah warga setempat Kabupaten Langkat ini.

Air Terjun Namu Belanga terletak di Desa Garunggang, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat. Banyak yang tidak menyangka bahwa Kabupaten Langkat memiliki surga tersembunyi bagi para wisatawan. Jika warga Medan ingin berwisata dan bermain air alami dari sungai yang jernih ini, maka saya sarankan untuk menghubungi pemandu Air Terjun tersebut melalui sosial media. Jadi, bila memakai pemandu wisata Air Terjun Namu Belanga kita tak perlu khawatir kesasar atau tersesat karena perjalanan menuju Air Terjun Namu Belanga cukup rumit jika travelling sendiri.

Pagi itu, langit dan matahari merestui perjalanan saya menuju Air Terjun Namu Belanga. Cuaca yang bersahabat mendukung saya dan teman-teman yang berada di Medan. Perjalanan kami dimulai dari Medan ke Binjai yang memakan waktu satu jam. Selanjutnya kami bertemu dengan pemandu Air Terjun Namu Belanga dan diarahkan menuju Desa Garunggang.

Ada sekitar 30 menit untuk tiba di Desa Garunggang. Desa ini, terletak di jalan besar Binjai-Sei Bingai tepatnya arah Namo Ukur dengan jarak sekitar 35 km dari pusat Kota Binjai.  Tiba di Desa Garunggang, kami pun diberikan ruangan untuk istirahat dan berganti pakaian. Inilah awal mula saya penasaran dengan Desa Garunggang.

Saya pun bertanya ke salah satu pemandu wisata kami dan pemandu tersebut menjelaskan sedikit tentang Desa Garunggang. Ternyata, Desa Garunggan merupakan sebuah desa dengan mayoritas rata-rata masyarakat suku Karo yang bermarga Sitepu atau istilah lainnya Simantek Kuta. Keramahan warga menyambut para wisatawan ini juga yang membuat kami betah di Desa Garunggang. Dari Desa Garunggang inilah menjadi titik awal menuju Namu Belanga. Di Desa Garunggang juga, pengunjung yang membawa kendaraan pribadi baik itu roda dua ataupun roda  empat dapat menitipkannya ke warung-warung terdekat. Jika beruntung, kita tak perlu membayar parkir di desa ini.

Perjalanan pun dimulai dengan berjalan kaki, kami melewati ladang-ladang pemukiman warga sekitar yang cukup panjang. Ada yang menanam sawit di sisi kanan dan kiri, daun ubi, durian dan masih banyak lagi. Perjalanan kami saat itu, memakan waktu satu jam menuju Air Terjun Namu Belanga. Waktu itu, suasananya setelah hujan reda, jadi kami melewati tanah merah yang berbatu dan lembek.

Tak terasa, kami pun tiba di ujung perjalanannya. Trek yang kami lalui, kini cukup curam dan terjal. Kami harus menuruni tangga alami yang terbuat dari  bentukan tanah dan memegang kayu pohon sebagai pembatasnya. Bagi siapapun yang ke sini harus berhati-hati menuruni tangga alami seperti ini. Namun, mata kita akan dimanjakan oleh air terjun yang mengalir di sisi kanan saat kita turun sehingga terlunasi rasa takut yang kita hadapi.

Setibanya dibawah, kami menemukan dua pemandangan menakjubkan yang membuat kami tak bisa lepas berhenti bersyukur.  Jika kami melihat sisi kanan, maka kami menemukan Air Terjun Namu Belanga yang mengalir deras dalam bentukan kolam dan jernih sebening cermin. Lalu, jika kami melihat ke sisi kiri kami akan menemukan batu-batu besar yang tersusun indah di sisi aliran sungai yang mengalir menuju Air Terjun Teroh-Teroh. Dari sini, kami tidak pernah menyangka bahwa terdapat fenomena alam yang mempesona dibalik perladangan milik masyarakat disalah satu Kecamatan Kabupaten Langkat ini.

Kamu pun bisa berenang dan menyelam sepuasnya di Air Terjun Namu Belanga. Saya sempatkan untuk bertanya asal-usul nama Air Terjun Namu Belanga yang unik ini. Dari hasil yang saya dapatkan, ternyata nama Air Terjun Namu Belanga berawal sebuah lubuk namu berbentuk kuali atau bahasa Medannya belanga. Namun, untuk hal rinci asal-usul legendanya tidak ada yang tahu para pemandu wisata setempat yang bersama kami.

Jika kamu beruntung, kekaguman kita dengan Maha Pencipta semakin bertambah karena dengan mengetahui bahwa tak jauh dari Air Terjun Namu Belanga, kita akan bertemu lagi dengan Air Terjun Siluman. Cukup mengikuti aliran sungai dan menggunakan alat bantu tali tambang karena aliran sungai tersebut cukup deras. Barangkali, karena kami perempuan sehingga cukup kesulitan melewati arus sungai tersebut meskipun dibantu dengan tali tambang dan pemandu wisatanya.

Pada akhirnya, kami menyerah dan tidak sampai melihat Air Terjun Siluman tersebut. Namun kami tak berkecil hati. Pemandangan Air Terjun Namu Belanga yang sebening kaca ini beserta sungai yang mengalir sudah sangat mengobati rasa kepenatan kami yang tinggal di Kota. Seperti halnya Namu Belanga, saya pun menyempatkan diri untuk bertanya asal usul dinamakan Air Tejun Siluman kepada pemandu wisata kami. Dan alhasil  jawabannya bahwa Air Terjun Siluman merupakan volume air terjun ini tidak dapat diprediksi dan terus berubah-ubah sewaktu-waktu. Kejadiannya pun bisa kebalikannya. Bisa di waktu musim hujan, kecepatan debit airnya malah berkurang. Oleh karena itu, bentukan kolam air terjun ini pun menjadi berair dangkal. Kurangnya kepastian debit air tersebut menyebabkan masyarakat sekitar menamainya sebagai Air Terjun Siluman.

Setelah puas berenang dan bermain air seharian, kita pun bisa menghangatkan badan atau mengisi perut yang kosong dengan membeli kopi dan mie instan dengan penjual tepat di atas sungai tersebut. Biasanya, penjual ada ketika pengunjung cukup ramai dan mengetahui dari pemandu wisatanya. Diiringi suara melodi arus sungai yang mengalir, dan burung-burung berkicau membuat suasana liburan kami semakin berkesan dan syahdu. Perjalanan pun berakhir dengan indah. Bagi kamu yang hobi travelling sempatkan waktu dan masukkan ke daftar perjalananmu selanjutnya Air Terjun Namu Belanga ini. Alasannya, jika kamu beruntung mengunjungi surga tersembunyi di Sumatera Utara ini, kamu akan merasakan dua air terjun sekaligus yang mampu membuatmu bercermin di airnya. Dijamin, akan menjadikan kenangan wisata alammu yang tak terlupakan.

Feature ini terbit di Harian Analisa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar